SHIGHAT DAN MA’ANI DALAM AMR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu ma’ani merupakan suatu kajian ilmu balaghoh yang membahas mengenai dasar-dasar
dan kaidah-kaidah yang menjelaskan pola kalimat bahasa Arab agar bisa
disesuaikan dengan kondisi dan tujuan yang dikehendaki penutur. Dimana tujuan
ilmu ma’ani ini adalah menghindari kesalahan dalam pemaknaan ynag dikehendaki
peutur yang disampaikan kepada lawan tutur. Dan salah satu bahasan dari ilmu
ma’ani adalah
Amr yng termasuk pada jajaran khobar insyai.
B.
Rumusan
Masalah
1. Pengertian Amr
2. Shighat Amr
3. Ma’na Amr
C. Tujuan
1.
Melaksanakan program penilaian untuk mata kuliah Ilmu Ma’ani
2. Mengenal dan memahami
salah satu khobar insya’i yaitu Amr
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Amr adalah menuntut
dilaksanakannya suatu pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang
lebih rendah. [1] Amr merupakan salah satu kalam insya’i,
adapun kalam insyai nya termasuk kalam thalaby.
b.
Shighat Amr
Adapun Shighat Amr itu ada empat,
secara rinicinya ialah sebagai berikut[2]
:
1.
Fi’il Amr, semua kata
kerja yang ber-shighat fi’il amr termasuk kalam insya’ thalabi. Contoh
fi’il Amr ialah sebagai berikut ;
و أقيموا الصلاة (النور : 56)[3].
Artinya: “Dirikanlah shalat” (QS.
An-Nur : 56). Kata أقيموا fi’il amr dari
fi’il madhi أقام يقيم .
خذالكتاب بقوة
Artinya:
“Ambilah kitab itu dengan kuat!”. Kata خذ
merupakan fi’il amr dari fi’il madly, يأخذ أخذ.
شاور سواك إذا
نابتك نائبة * يوما وإن كنت من أهل المشورات[4]
Artinya : “Bermusyawarahlah
dengan orang lain ketika engkau tertimpa musibah pada suatu waktu sekalipun
engkau termasuk ahli musyawarah”.
2.
Fi’il Mudhari’, yang diiringi
dengan lam amr. Contohnya ialah sebagai berikut:
لينفق ذو سعة من سعته (الطلاق : 7)
Artinya : “Hendaklah orang yang
mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. (QS. At-Thalaq : 7).
3.
Isim Amr, Kata isim yang
bermakna fi’il amr (kata kerja) termasuk shigot yang membentuk kalam insyai
thalabi. Contoh:
حي على الصلاة
حي على الفلاح
Artinya: “Mari melaksanakan
sholat! Mari menuju kebahagiaan!”
Kata حي
yang memiliki arti “mari”, dalam kalimat di atas adalah sebuah kata yang
berbentuk isim tetapi mengandung
makna amr, sehingga disebut isim fi’il amr.
4.
Mashdar pengganti fi’il,
Mashdar yang posisinya berfungsi sebagai pengganti fi’il yang
dibuang bisa juga bermakna amr.Contoh:
سعبا فى الخير
Artinya: “Berusahalah pada
hal-hal yang baik.”
وبالوالدين إحسانا
Artinya : “Dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’ :23).
c.
Ma’ani Amr
Dalam konteks tertentu, kalimat perintah ini terkadang menyimpang
dari makna asalinya dan menunjukkan makna-makna lain, di antaranya makna doa,
iltimas, irsyad, tamanny, ibahah, takhyir dan tahdid.[5]
1. Makna doa
Ungkapan amr
bisa menunjukkan makna doa jika perintah itu berupa permohonan yang datang dari
bawah kepada yang di atas. Contohnya permohonan kita kepada Allah agar
mengampuni segala dosa dan kesalahan kita:
ربنا فاغفر لنا
ذنوبنا وكفر عنا سيئاتنا ( ال عمران : ١٩٣)
“Ya Tuhan
kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami” (QS. Ali-‘Imran [3]: 193)
2.
Makna Iltimas
Ungkapan amr bisa juga menunjukkan makna iltimas, yaitu perintah
itu berasal dari pihak yang sederajat. Contoh, permintaan seseorang kepada
teman sejawatnya utuk membawakan secangkir kopi:
يا صاحبي خذ لي
كوبا من القهوة
“Sahabatku! Ambillah secangkir kopi
untukku.”
3.
Makna Irsyad
Amr juga bisa menunjukkan makna irsyad atau bimbingan jika perintah
tersebut, misalnya: berisi pepatah, nasehat, atau cara-cara untuk melaksanakan
sesuatu atau mendapatkan sesuatu. Misalnya nasehat seorang guru kepada muridnya
untuk rajin belajar:
إذا أردتم
النجاح فى الامتحان فاجتهدوا فى الدراسة.
“Jika Anda ingin sukses dalam ujian
maka rajinlah belajar.”
4.
Makna Tamanny
Selain itu,
ungkapan amr pun dapat menunjukkan makna tamanny, yaitu jika perintah ditujukan
kepada sesuatu yang tidak berakal. Contohnya, ungkapan orang yang sedang
merindukan kekasihnya:
ياعصافير , بلغ
سلامي وشوقي إليها !
“Wahai burung-burung pipit,
sampaikanlah salam dan rinduku kepadanya.”
5.
Makna Ibahah
Amr pun
terkadang menunjukan makna ibahah, yakni kebolehan (kebebasan) untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu, bukan sebuah kewajiban. Seperti perintah untuk
makan dan minum dalam al-Quran:
كلوا واشربوا
ولا تسرفوا ( الأعراف : ٣١
)
“Makan dan minumlah dan janganlah
berlebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31)
6.
Makna Takhyir
Makna lain
dariamr adalah makna takhyir atau pilihan. Biasanya, konteks ini muncul jika
ada dua perintah yang diajukan untuk dipilih salah satunya, seperti ungkapan”
عش كريما أو مت
شهيدا
“Hidup dalam keadaan mulia atau
matilah dalam keadaan syahid.”
7.
Makna Tahdid
Selain
makna-makna di atas, amr pun terkadang menunjukkan makna tahdid yaitu perintah
yang disertai dengan ancaman. Jika amr diungkapkan dalam konteks ini, maka pada
dasarnya menunjukkan “sindiran” atau ketidaksetujuan dari pihak yang member
perintah tersebut. Contoh, ungkapan yang ditujukkan kepada orang yang selalu
mengikuti hawa nafsuny.a”
اعمل ما شئت
فإنك مجزي به
“Lakukan apa yang kamu mau, nanti juga kamu akan dibalas.”
BAB III
PENUTUPAN
a.
Kesimpulan
Kalimat amr merupakan salah satu kalimat khobar insyai. Dimana, kalimat tersebut
merupakan berita yang tidak menuntut isi berita tersebut bener atau salah
tetapi memiliki arti perintah. Akan tetapi, dalam konteks tertentu, kalimat
perintah ini (Amr) terkadang menyimpang dari makna asalinya dan menunjukkan
makna-makna lain, di antaranya makna doa, iltimas, irsyad, tamanny, ibahah,
takhyir dan tahdid.
DAFTAR PUSTAKA
al-Jarim, Ali. Terjemahan
Al-Balaaghatul Waadhihah, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo,
2011).
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya. (Bandung : Sygma).
Wahyudin, Yuyun. Meguasai Balaghah : Cara Cerdas Berbahasa, (Yogyakarta
: Nurma Media Idea, 2007)
Komentar
Posting Komentar